Pati, baistnews.com Langkanya Gas LPG 3 Kg di kabupaten Pati sudah mulai terurai meski harga di pasaran masih ada yang menjual di kisaran 23 ribu Rupiah. Toko atau pangkalan sudah mulai punya stok dalam waktu beberapa hari ini, dibanding empat bulan yang lalu Gas LPG bersubsidi tersebut sangat sulit ditemukan, dan banyak masyarakat yang mengeluhkan harganya yang melambung hingga 40 ribu Rupiah per tabung karena diduga oknum yang serakah.

LPG ( Liquifiet Petroleum Gas ) bersubsidi yang dikemas ke dalam tabung 5 Kg dengan isi Gas 3 Kg atau sering disebut gas melon diduga dipermainkan para pelaku usaha, sehingga distribusinya tidak tepat sasaran. Disinyalir ada permainan dalam pendistribusian, hal ini terindikasi dengan maraknya gas melon yang beredar dengan segel berwarna lain.  PERTAMINA melalui SPBE memberikan kode wilayah pada segel tutup tabung, dan di kabupaten Pati segel berwarna orange. Diduga jatah wilayah Pati diselundupkan ke luar kabupaten Pati, begitu pula sebaliknya, hal tersebut guna mengeruk keuntungan yang lebih besar.

See also  Era Jahe Pati Optimis Memasyarakatkan Rempah-rempah
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati Hadi Santoso

Sejak kelangkaan gas Melon di kabupaten Pati banyak beredar segel tidak berwarna orange, banyak ditemui segel berwarna putih yang dijual di pasaran hingga mencapai 40 ribu Rupiah per tabung, namun  kini sepertinya sudah lenyap dari peredaran. Menurut keterangan dari salah satu penjual bahwa gas tersebut didapat dari setoran dari Tuban Jawa Timur.

 

Tentang langkanya Gas melon dikonfirmasi, Kamis (11/07/2024), Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagperin) Pati Hadi Santoso membenarkan, terjadinya kelangkaan LPG 3 Kg sejak empat bulan lalu Kelangkaan ini terjadi, karena kapal pengangkut gas dari produsen ke distributor terlambat bersandar dan kala itu juga karena banjir.

“Kala itu memang karena kapal pengangkut dari produsen tidak bisa sandar dan juga karena banjir jadi terjadi kelangkaan Gas LPG, ” ungkapnya.

 

Lanjutnya, “Kalau ada gas yang masuk dari Jawa timur justru menguntungkan kita, karena kuota kita memang belum mencukupi, “.

“Sebenarnya kita juga sudah meminta penambahan kuota dari PERTAMINA, tahun 2024 ini kuota sudah ditambah, dari empat SPBE distribusi turun ke 16 agen di seluruh kabupaten Pati,” imbuhnya.

See also  Peringati Hari Tani  JMPPK Lancarkan Orasi Dan Aksi Damai

 

Pihaknya mengakui bahwa pemerataan distribusi yang kurang karena terkendala kurang meratanya letak pangkalan-pangkalan terutama yang di pelosok desa. Selain itu pengawasan juga sudah dilakukan baik secara rutin maupun insidentil (setiap ada laporan masyarakat). Harga yang lepas dari pangkalan ini yang sering dijual diatas HET yakni di atas Rp. 18.000 per tabung melon, selama dari pangkalan harga sesuai yang direkomendasikan.

 

“Pertamina sudah memberikan kebijakan kepada keluarga diberikan 4 tabung per bulan dan kepada pelaku UKM 8 tabung per bulan, dan pendistribusian sudah berjalan beberapa bulan ini,” ungkap Hadi Santoso.

 

/Tim.

Visited 17 times, 2 visit(s) today