
KUDUS – baistnews.com Eni Kusrini Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPRD) Kabupaten Kudus mengikuti panen raya padi di Desa Kaliwungu, Kecamtan Kaliwungu, Kabupaten Kudus.
Dalam kegiatan panen raya tersebut, tampak hadir dilokasi Suyatmo Dir Opp bulog, Wapilwil Jateng Dilla Rachmawati, Manajer Opp Yuniarko, Pinca Bulog Cabang Pati Nur Hardiansyah, Kadis Pertanian dan pangan Kudus Didik Tri Prasetyo, DPRD Kudus raksi partai Eni Kusrini, Danramil 09. Kaliwung Iptu Musafak, Syafi’i Noor Kades Kaliwungu, Babinsa Desa Kaliwungu Serda Budi Utomo, Bhabinkamtibmas Desa Kaliwungu Aipda Karnadi), Ulin petani.
Eni Kusrini anggota DPRD Kudus Fraksi Gerindra mengungkapkan, bahwa sesuai keputusan Kepala Badan Pangan Nasional nomor 2 tahun 2025 tentang Perubahan Harga Pembelian Pemerintah (HPP) dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras. HPP gabah kering panen sebesar Rp 6.500 perkilogram sejak tanggal 15 Januari 2025.
Perum Bulog bakal langsung turun bertemu petani untuk membeli gabah kering panen sesuai Harga Pembelian Pemerintah (HPP).
“Kabar menggembirakan ini disambut baik bagi petani di wilayah Kecamatan Kaliwungu, Kabupaten Kudus yang mulai panen gabah masa tanam 1 (MT 1),” kata Eni Kusrini pada Jum’at (4/4/2025).
Bunda Eni panggilan akrab Eni Kusrini menambahkan, saya optimis produksi pertanian khususnya padi di Kabupaten Kudus terus meningkat guna untuk menopang ketahan pangan dan memacu kesejahteraan masyakarat.
Saya juga mengapresiasi hasil kerja keras para petani sebagai penopang ketahanan pangan, para petani semuanya adalah pahlawan pangan.
“Kabupaten Kudus bisa swasembada pangan berkat bapak dan ibu para petani,” imbuhnya.
“Kami juga mendukung kerja keras Bupati Kudus, yang mendorong modernisasi alat-alat pertanian, seperti combine harvester, rice transplanter atau alat tanam padi, dan drone atau alat penyemprotan pestisida dan pemupukan,” ujarnya.
Eni juga menjelaskan, semoga para petani dapat diberi bantuan alat pertanian. Karena dengan adanya alat-alat pertanian modern nantinya hasil panen akan terukur dan cepat. Satu kotak lahan pertanian diharapkan bisa menghasilkan satu setengah ton gabah. Selain itu alat pertanian modern menjadi solusi atas keterbatasan tenaga kerja disektor pertanian, dengan adanya alat modern tersebut juga lebih efektifif dalam menanam padi.
“Semoga kedepan ada bantuan alat pertanian bagi petani, saya juga berharap dengan adanya panen perdana kali ini, target swasembada pangan surplus beras di Kabupaten Kudus bisa tercapai,” harapnya.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kudus, Didik Tri Prasetyo menyampaikan, lahan di wilayah Kudus yang siap panen ada di Kecamatan Kaliwungu, dan Kecamatan Undaan.
“Total luasannya sekitar 25 ribu sampai dengan 26 ribu hektar dari total MT 1 yang ditanami sekitar 8 ribu hektar,” ujarnya.
Namun untuk wilayah Kecamatan Undaan, dominan menanam padi ketan, sedangkan yang menanam padi biasa difokuskan untuk kebutuhan rumah tangga dan tidak dijual.
Sehingga untuk panen awal ini, gabah di Kecamatan Kaliwungu seluas kurang lebih 600 hektar yang akan dijual. Di mana tiap hektar sawah diperkirakan menghasilkan kurang lebih 6 ton gabah.
Didik mengatakan, semua gabah padi di wilayah Kudus siap dibeli Bulog asal para petani bersedia dibeli sesuai HPP. Tapi tidak untuk padi ketan karena tidak termasuk bahan pangan.
“Ini sesuai instruksi presiden, gabah kering panen harus dibeli Bulog sesuai HPP Rp 6.500,” katanya.
Dalam Masa Tanam (MT) 1 tahun 2025 ini, wilayah Kudus yang ditanami padi lebih kurang ada 8 ribu hektar.
Dirinya menegaskan, instruksi gabah kering panen harus dibeli Bulog bukan suatu paksaan. Petani boleh menolak ketika merasa HPP terlalu murah.
“Tidak ada intervensi dari Bulog,” tegasnya.
Untuk wilayah Kecamatan Kaliwungu, ditargetkan bisa menyerap kurang lebih 23 ribu ton gabah kering di masa tanam 1.
“Hal ini sesuai arahan Pak Presiden melalui Dispertan, Bulog disuruh menyerap gabah petani sesuai HPP,” pungkasnya.
(L-Man)