
Pati, baistnews.com – Miftah Maulana Habiburrohman, atau yang lebih akrab dipanggil Gus Miftah, mengisi tusiah dengan gaya khasnya di tempat hiburan malam Permata Cafe di kawasan eks stasiun kereta api Puri, sebuah tempat karaoke di kota Pati. Dalam pengajian tersebut, ratusan lady companion (LC) mendapat siraman rohani penuh canda dan pesan spiritual. Salah satu candaannya dengan sebutan Puskesmas (Pusat Kesenangan Masyarakat ) . (29/04)
Gaya humor khas Gus Miftah mengawali ceramahnya. Saat pertama kali naik ke atas podium, “Alhamdulillah, kali ini saya hadir di Puskesmas Pati. Pusat Kesenangan Masyarakat Pati,” ujarnya sambil tertawa, menyulut gelak tawa para hadirin.
Sebelum memulai dakwah, Gus Miftah sempat menggoda para LC yang menyanyikan lagu kebangsaan.
Ia menyindir dengan santai. “Terus terang, saya agak terganggu karena suara LC yang malah mengganggu kekhusyukan. Mentang-mentang LC, tapi kok suaranya fales,” celetuknya.
Dalam kajiannya, Gus Miftah menyampaikan kisah Nu’aiman bin Amr bin Rafa’ah, sahabat Nabi yang dikenal suka mabuk namun tetap mencintai Rasulullah.
Ia menarik paralel antara kisah Nu’aiman dengan kehidupan para LC. “Dulu, sahabat Nabi juga ada yang tukang mabuk, namanya Nu’aiman. Tapi dia mencintai Rasulullah. Artinya, ahli maksiat pun masih bisa mencintai Allah dan Nabi-Nya,” jelasnya.
Menurut Gus Miftah, meski LC kerap bersinggungan dengan dunia malam dan minuman keras, bukan berarti hati mereka jauh dari Tuhan.
“Tamu di room ini HGB – Hak Guna Body. Maksiat tidak menutup kemungkinan untuk tetap mencintai Allah dan Rasul. Kalau suka minum, jangan biarkan hati ikut bermaksiat. Cukup jasadnya saja, hati tetap harus terhubung dengan Allah,” pesan Gus Miftah.
Gus Miftah menjelaskan kepada awak media bahwa gaya berdakwahnya memang tak berubah meski sempat menuai kontroversi. “Metode dakwah saya tetap sama, karena itu sudah menjadi karakter,” pungkasnya.
Dia menegaskan akan terus berdakwah di tempat-tempat hiburan malam, sebagaimana yang telah ia jalani selama dua dekade terakhir.
/Tim.