KUDUS – baistnews.com Ratusan pengunjung hadiri pengajian umum yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa (Pemdes) Jepang bersama Pimpinan Ranting Nahdlotul Ulama (PR NU) Desa Jepang, Kecamatan Mejobo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah pada Kamis malam, 26 Juni 2025.

Gelaran tersebut dilaksanakan di pasar Tokiyo Jl. Budi Utomo No.27, Jepang, Kecamatan Mejobo, Utara SMP 1 Mejobo. Acara dimulai pukul 18.00 WIB yang diawali Do’a awal tahun 1447 Hijriyyah dilanjut dengan pengajian umum bersama KH Duri Ashari dan dimeriahkan gambus El-Miezbah dari Kota Semarang.

Kepala Desa (Kades) Jepang H. Indarto, ST., dalam sambutan mengatakan, masyarakat mengenal bulan Muharram sebagai bulan yang mengawali tahun baru islam. Bagi warga Desa Jepang bulan Muharram atau Syuro memilik makna tersendiri. Pada bulan tersebut terdapat ritual keagamaan yang sangat dinantikan masyarakat Desa Jepang pada khususnya dan warga Kudus pada umumnya.

“Kegiatan ini amat sangat dinanti dan ditunggu masyarakat Desa Jepang dan sekitarnya. Pada tahun 2023 kita mengundang KH Syakirun atau Cak Kirun tahun ini kita mengundang KH Duri Ashari dari Semarang,” kata Indarto pada Kamis malam, 26 Juni 2025.

Lebih lanjut Indarto menambahkan, bahwa peringatan malam tahun baru 1 Muharram 1447 Hijriyah, Kami dari Pemdes Jepang bersama PR NU dan Banom, Karangtaruna, BPD, PKK, RT, RW, dan semua lembaga di Desa Jepang, telah sepakat mengadakan kegiatan peringatan Tahun Baru 1 Muharram 1447 H dengan pembicara KH Duri Ashari dan dimeriahkan dengan Gambus El-Miezbah dari Kota Semarang.

Perlu diketahui oleh bapak dan ibu yang hadir pada malam ini, bahwa kegiatan pada bulan Agustus nanti kita selenggarakan turnamen sepak bola bagi anak. Ada turnamen voly juga tapi syarat tidak boleh ambil pemian dari luar daerah.

“Peringatan HUT RI ke 80 pada bulan Agustus kami akan selenggrakan sepak bola dan Voly, kemudian kita tutup dengan pagelaran Kethoprak,” terangnya.

Ia juga menjelaskan bagi warga Desa Jepang, untuk segera membuat BPJS kesehatan dan ketenaga kerjaan, jangan sampai nanti baru sakit baru mengurus BPJS.

Kemudian untuk progam sosial biaya kematian dari Pemdes Jepang sampai pada akhir jabatan saya tahun 2027 masih ada progam tersebut.

“Kami harapkan warga Desa Jepang segera mengurus BPJS karena ini penting sekali. Kemudian progam sosial biaya kematian hingga akhir jabatan saya 2027 masih ada dan berlaku,” jelas Indarto.

Kemudian acara dilanjut Mauidhoh Hasanah dan do’a yang disampaikan oleh KH Duri Ashari dari Semarang dan untuk memeriahkan acara bersama gambus El-Miezbah dari kota Semarang.

Dalam ceramahnya KH Duri Ashari menyampaikan akan pentingnya menyeimbangkan kehidupan di dunia dan di akhirat.

“Nikmat dan bahagia jangan hanya dikejar di dunia saja. Kalau hanya dunia yang dikejar, itu rugi. Karena dunia bayaran, akhirat pahala,” ujarnya.

Lebih lanjut, KH Duri Ashari mengajak para hadirin untuk memanfaatkan malam pergantian tahun hijriyah dengan memperbanyak membaca Al-Qur’an, juga berdo’a, khususnya doa sapu jagad: “Rabbana Atina Fiddunya Hasanah Wa Fil Akhirati Hasanah Wa Qina ‘Adzaban Naar, serta baca Sholawat Nabi.

Dalam berdoa, KH Duri Ashari menekankan pentingnya memohon kebaikan, bukan sekadar mengatur keinginan pribadi.

“Perbanyak baca kitab suci Al-Qur’an, jangan berburuk sangka kepada Allah SWT dengan apa yang diberikan kepada kita, jangan sampai Allah SWT kita atur. Do’alah yang benar, minta yang baik menurut Allah, bukan hanya menurut kita,” imbuhnya.

Dalam momentum peringatan 1 Muharram ini, semoga kita semua diberi kekuatan untuk memperbaiki diri, meningkatkan kualitas keimanan dan ibadah kita, serta menjadikan pekerjaan kita sebagai ladang amal ibadah untuk bekal diakhirat.

KH Duri Ashari memang dalam menyampaikan pidatonya dengan gaya yang khas ringan dan penuh humor, sehingga suasana tetap cair meski pesan yang disampaikan sarat dengan arti dan makna yang begitu dalam.

Beberapa kali ia menyelingi nasihat keagamaan dengan candaan yang membuat hadirin tertawa namun tetap merenung.

“Hidup ini singkat, lho. Jangan sampai sibuk dalam urusan dunia tapi lupa bersholawat, menunaikan ibadah sholat, bayar zakat, karena besuk kita akan jadi mayat. ujarnya disambut gelak tawa para hadirin.

Ali Ahmadi salah satu pengunjung pengajian warga Mayong Jepara yang memang ngefans KH Duri Ashari mengatakan, saya sengaja menghadiri pengajian malam ini guna untuk mendengarkan Tausiyah dari beliau KH Duri Ashari.

“Kemarin beliau di kabarkan sudah wafat ternyata masih hidup, syukur Alhamdulillah beliau masih sehat dan bisa memberi ceramah yang khas pakai kata-kata ‘ri’ diakhir kata dalam ceramahnya,” katanya.

Tadi saya bersama dengan satu teman datang dari rumah setelah sholat Isya’ langsung datang kesini.

“Saya datang hanya berdua saja, datang jam 19.30 WIB dari rumah langsung kelokasi ini,” terangnya.

(L-Man)