
KUDUS – baistnews.com Lama tak jumpa dengan kawan-kawan lama sering menjadikan orang lupa akan nama dan wajah sahabat atau kawan sejati. Kawan sejati tidak akan pernah melupakan seseorang yang pernah dikenali baik suka, cita dan duka.
Hal inilah menjadikan keprihatinan seorang aktivis kawakan Arwani, SH., M.Hum., yang dijadikan dasar dalam membuat kegiatan silaturrahim Kawan Arwani Sejati (KAS) Kudus.
Arwani, SH., M.Hum., koordinator kegiatan mengungkapkan, bahwa dirinya prihatin dengan kondisi dan situasi di Kudus jelang Pileg, Pilpres, dan Pilkada 2024. Sehingga kami mengadakan kegiatan silaturahim kepada sebagain kawan-kawan aktivis dan wartawan.
“Berawal dari keprihatinan kami dan kawan-kawan 4 lembaga yakni; Tirta Arum Pelestari Budaya Nusantara, Gabungan Serikat Buruh Indonesia (Gasbindo), Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Patriot, dan Komite Rakyat Penyelamat Pembangunan untuk menjalin komunikasi kepada kawan lama dalam wadah silaturahim,” kata Arwani pada Sabtu, 3 Mei 2025.
Lebih lanjut Arwani yang juga sebagai Advokad ini menambahkan, bahwa kegiatan ini merupakan temu kangen para aktivis dari generasi ke generasi agar kita bisa saling ketemu dan saling mengenal sekaligus sarana untuk menjalin komunikasi yang harmonis kembali.
“Acara pagi ini biasa saja, tidak ada agenda apapun hanya ajang silaturrahim dan temu kangen kawan-kawan dari berbagai lembaga, karena sudah lama sekali kita tidak bertemu,” imbuhnya.
Dalam pembuka acara Arwani membawa tiga bunga tiga sebagai contoh kehidupan. Kembang Wawar, Kenongo dan Kantil.
Dimana kembang mawar adalah simbol keindahan, kembang kenongo simbol ‘keno ngono keno ngene’ dan kembang kantil artinya hati kita harus kumatil dan ingat kepada sang pencipta.
Arwani menjelaskan, semua dari kita tentu memiliki harapan, cita-cita yang ingin diraih dalam hidup ini. Harapan adalah energi seseorang untuk terus bergerak, mengusahakan apa yang ia cita-citakan.
Allah SWT, selalu menumbuhkan harapan manusia dengan dikabarkan adanya kehidupan akhirat yang abadi.
Allah mendorong manusia untuk fastabiqul khairat, berlomba-lomba dalam kebaikan. Berlomba dengan siapa? Berlomba dengan hamba Allah yang lain. Ketika dinampakkan seorang yang tengah gigih mengusahakan kehidupan akhiratnya, bagaimana dengan kita? Dan yang lebih penting adalah berlomba dengan diri sendiri.
Apapun yang seorang muslim lakukan seharusnya sudah lurus muaranya, yaitu keridhaan Allah. Setiap langkah usaha kita sepatutnya kita pertanyakan, Allah ridha tidak dengan ini?
Aktivitas apapun itu, karena sejatinya hidup kita adalah suatu penghambaan, peribadahan kepada Allah SWT.
Qul inna sholati wanusuki wamahyaya wamamati lillahi robbil alamin. Katakan sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Petikan ayat tersebut mengandung makna penyerahan total manusia kepada Allah SWT. Sandaran segala kejadian, aktivitas apapun dari manusia hanya diperuntukkan kepada Allah.
Akan tetapi, setan yang sudah mendeklarasikan dirinya untuk terus berusaha menggoda manusia tidak akan pernah tinggal diam. Dia akan selalu membisikkan hal yang akan membuat pandangan perjuangan peribadahan kita begitu terjal dan rasanya tak sanggup kita lalui.
Setan dengan segala daya dan upayanya akan membuat perjuangan kehidupan manusia terasa semakin berat. Dia datang dari sisi kanan kiri depan belakang untuk menjerumuskan manusia. Seorang pencari ilmu terus dibisikkan dengan bayangan berat kepayahan.
Pemangku kekuasaan dihiasinya dengan kehormatan, kelimpahan harta, dan kesewenang-wenangan. Pengusaha digodanya dengan perbuatan curang dengan fatamorgana keuntungan melimpah. Akan ada saja usaha setan untuk membengkokkan niat peribadahan manusia.
Sandaran jiwa, itulah fitrah manusia, membutuhkan tuhan untuk disembah dan menyandarkan segala asa. Seseorang akan mendapatkan kekuatan motivasi yang luar biasa dan tak berbatas dari Tuhannya, Allah. Karena Dialah raja dari segala raja, sang maha kuasa atas segala sesuatu termasuk hidup manusia. Segala sesuatu takkan pernah terjadi tanpa seizinNya. Apapun yang Dia lakukan adalah untuk kebaikan manusia.
“Apapun kejadiannya adalah bentuk tarbiyah dan ujian dari-Nya untuk manusia. Tugas kita adalah menerima dan menyelesaikan dengan apa yang Dia dan RasulNya tuntunkan. Sabar dan syukur. Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin. Bersabar ketika dalam kesusahan dan bersyukur ketika dalam kelapangan, keduanya adalah baik baginya,” pungkasnya.
(L-Man)